REMAJA adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Bagi
sebagian besar orangtua, inilah masa yang bisa jadi cukup sulit,
terutama dalam hal membangun komunikasi dengan anak remaja. Anak seakan
menjadi makhluk asing yang sama sekali beda dengan si kecil yang dikenal
bertahun-tahun.
Dalam buku ''Spirit for Women'', Petrus Kwik mengatakan bahwa untuk
menghindari hubungan tidak harmonis antara orangtua dan anak remajanya,
ada lima kesalahan orangtua dalam menghadapi anak remaja yang tidak
semestinya dilakukan orangtua, yaitu:
Tidak Mendengarkan
Mendengarkan artinya bukan sekadar membiarkan dia bicara sembari
orangtua berbenah diri berangkat kerja. Mendengarkan adalah menyediakan
waktu khusus. Taruh piring atau buku yang sedang dibaca. Tunjukkan bahwa
kita memang mau dan ingin mendengarkan mereka.
Sok Tahu
Suka memotong pembicaraan atau melanjutkan kalimatnya bukan hanya
menjengkelkan bagi remaja, tetapi kita sendiri tentu juga tidak suka
jika diperlakukan demikian. Yang jelas, hal itu membuat anak merasa kita
tidak menghormatinya. Sebagai orangtua, kita harus menghentikan
kebiasaan memotong pembicaraan mereka, meski kita merasa sudah tahu apa
yang mereka katakan. Tentukan, apakah Anda bicara untuk memberi solusi
atau hanya mendengarkan.
Memerintah
Masa remaja adalah masa anak merasa dewasa, tetapi sesungguhnya belum.
Mereka merasa bisa mandiri. Saat kita terkesan mendominasi dirinya, anak
remaja akan berontak. Apalagi bila disertai ancaman atau kekerasan.
Beri perintah, tetapi hilangkan kata-kata seperti harus, jangan
sekali-sekali, atau awas, dll. Beri mereka pilihan, beri pandangan
tentang konsekuensi dari tiap tindakan mereka.
Protektif
Orangtua sering terlalu khawatir jika anak remaja terluka atau
kenapa-kenapa. Tetapi, yang orangtua lakukan justru membuatnya
kehilangan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru. Mereka justru tumbuh
untuk lebih suka takut daripada berani. Hal ini akan sangat tidak baik
ketika di masa-masa selanjutnya mereka harus belajar bisa membuat
keputusan sendiri. Latih anak remaja untuk bisa mengambil keputusan
sendiri, sambil tetap dipantau. Tidak apa-apa jika mereka gagal, yang
perlu orangtua lakukan adalah membuat mereka bisa belajar dari tiap
kegagalan itu dan bukan putus asa.
Tukang Kritik
Memberi komentar miring atau jadi tukang kritik terhadap model rambut,
pilihan baju, teman yang diajak ke rumah, musik yang mereka dengar, dll.
jelas bukan orangtua favorit bagi anak remaja. Maksud orangtua agar
anak remaja tidak jatuh ke gaya hidup yang salah dengan cara mengkritik,
hendaknya diimbangi dengan pujian. Bagi remaja, penghargaan orangtua
sangat berharga. Saat mereka dibesarkan dengan perasaan hormat, maka
mereka juga akan menghormati dirinya sendiri dan orang lain.
Selain hal tersebut di atas, dalam membangun komunikasi yang sehat
dengan anak remaja, ada delapan hal yang harus dihindari orangtua untuk
memahami anak remajanya, yaitu:
Menyalahkan
Ketika anak remaja terlibat masalah, hindarilah untuk menyalahkan,
karena hal ini tidak akan membuat situasi dan keadaan lebih baik. Dengan
masalah yang dihadapinya, seorang anak remaja biasanya sudah menyadari
kesalahannya, tanpa harus dipojokkan lagi dengan cara menyalahkannya.
Menyindir
Menyindir adalah hal yang sangat menyakitkan bagi remaja. Bicaralah
terus terang dan terbuka, agar anak remaja tidak merasa disindir ketika
melakukan kesalahan.
Sinis
Kalimat sinis sering membuat remaja merasa lemah dan tidak dihargai.
Komunikasi dengan anak remaja harus lebih diperhatikan, agar mereka
tidak merasa disakiti dengan kata-kata sinis orangtuanya.
Mengungkit-ungkit
Siapa pun akan merasa sakit hati ketika kesalahan yang pernah dilakukan
diungkit-ungkit. Tidak ada manusia yang sempurna dan luput dari
kesalahan. Ketika anak remaja membuat kesalahan, jangan lagi
diungkit-ungkit, karena masalah yang dihadapi saat itu lebih penting
daripada yang sudah lewat.
Membuat Mereka Menangis
Remaja menangis di depan orangtuanya saat mereka benar-benar merasa sakit hati atau menderita. Hormati rasa sedihnya.
Khotbah
Yang namanya khotbah jelas satu arah. Tentu hal ini bukan cara yang baik
untuk berkomunikasi. Lebih baik mengajar daripada berkhotbah, karena
dalam proses mengajar, anak dapat kesempatan untuk bertanya, dan
komunikasi akan berjalan dalam dua arah.
Mengganggu
Saat sedang mengalami masalah, misalnya putus dengan pacarnya, remaja
bisa sangat sensitif. Maksud orangtua menggoda dengan mengatakan, cowok
seperti itu saja kamu tangisi, akan menjadi gangguan bagi mereka.
Berlebihan
Menasihati anak dengan cara berlebihan yang berkesan arogan, akan membuat anak remaja menjauhkan diri dari orangtuanya.
Dalam upaya orangtua memahami anak remaja, orangtua haruslah menjadi
motivator yang andal, sehingga hubungan baik dan harmonis akan terjalin
antara orangtua dan anak remajanya, sehingga hal-hal yang dikhawatirkan
pada remaja tidak akan terjadi. Dalam bukunya ''Help! There's a Teenager
in My House'', Wyne Rice memaparkan bahwa remaja memberi respons yang
lebih positif terhadap encouragement ketimbang kritik atau celaan.
Pujilah anak remaja ketika dia sedang berbuat sesuatu yang baik, dan
dukunglah dia untuk menumbuhkan dan mempertahankan hal-hal yang baik
dalam dirinya. Selain itu, dalam menghadapi masalah remaja, tidak semua
masalah layak dipersoalkan. Pilihlah hal-hal yang memang perlu
dipersoalkan dengan cara arif. Jika tidak arif, maka orangtua akan
cekcok terus-menerus dengan anak remajanya. Cara terbaik untuk membantu
remaja dalam membedakan yang baik dan yang buruk dengan jalan
membicarakan bersama-sama, menyediakan waktu untuk mendampingi mereka,
dan dengan menjadi teladan bagi mereka. Orangtua membantu anaknya
menjadi manusia yang bertanggung jawab dan mandiri dengan cara tidak
menuruti segala kemauannya dan dengan memperbolehkan anak remaja belajar
dari pengalaman-pengalamannya sendiri. Cara terbaik untuk
mendisiplinkan anak remaja adalah dengan cara konsisten mengaitkan
tingkah lakunya dengan konsekuensi-konsekuensi logis atau alamiah.
Masa remaja adalah masa untuk mempelajari life skills yang akan membantu
mereka menuju orang dewasa yang mampu dan mandiri. Orangtua bukan hanya
sebagai sumber pengaruh yang besar, melainkan juga merupakan sumber
pengaruh yang paling lama meresap dalam kepribadian remaja. Tidak ada
orangtua yang sempurna, tetapi setiap orangtua bisa menjadi orangtua
yang sukses dengan jalan melakukan hal yang dia tahu itu benar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar